- AL- kindi (801- 865)
Dalam hal tersebut Al-Kindi tetap pada prinsip teologi islam bahwa semua diciptakan Tuhan dan Tuhan di atas ketentuan hukum alam. Alama bukan qodim ( kekal di zaman lampau), tetapi mempunyai permulaan.
- AL- Farabi.
Definisi filsafat menurutnya adalah Al-ilmu bil maujudat bima hiya Al- maujudat( ilmu yang menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada! Al farabi sependapat dengan plato bahwa alam ini adalah baru, terjadi dari tiada. Tentang terjadaianya alam Al- farabi menyetujui teori emanasi platinus namun dari teorinya malah lebih terperinci lagi.
- Ibnu Sina.
Ibnu Sina mengatakan bahwa Tuhan itu adalah Al- aqlu (akal) ia memikirkan dirinya lalu memikirkan sesuatu di luar dirinya menyebabakan timbulnya akal lain yang dinamakan akal pertama ( Al- Aqlu awwal).
Jadi menurut ibnu sina tiapa-tiap akal itu menimbulkan tiga (tidak 2 seperti Al- farabi) ujud yaitu Akal, jarim langit dan planet-planetnya dan jiwa langit dan planet-planetnya.
Jadi Falak (langit) menurut ibnu sina mempunyai jiwa( nafs) yang menggerakannya dan memepeunyai akal yang mengaturnya.
- AL- Ghzalai.
Al- Ghazalai dengan tegas ia katakan bahwa alam berasal dari tidak ada menjadi ada, sebab diciptakan oleh tuhan dan kalau dikatakan bahwa alam tidak bermula, itu namanya bukan ciptaan Tuhan jadi bukan pencipta, sedangakan. AL-quran menyebutakan bahwa Tuhan pencipta segala-galanya.
AL-Ghazal juga menentang pendapat ahli filsafat bahwa segala sesuatu terjadi dengan kepasatian sebab akibat semata-mata dan mustahil adanya penyimpangan-penyimpanagan. Bahwa segala kejadian hanyalah merupakan kebiasaan atau adat semata-mata dan bukan merupakan kepasatian.
- Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd berpendapat bahwa alam adalah azalai. Jadi ada dua yang azalai yaitu Tuhan dan Alam . Namun keazalian tuhan lebih utama daripada keazalian alam.
Argumen yang dikemukakan ialah seandainya alam tidak azali, ada permulaan, maka habislah ala ini (baru). Dan setiap yang baru pasti ada yang menjadikannya.