Al kindi adalah orang pertama yang memasukan filsafat sebagai salah satu ilmu ke islam, setelah ia menyusaikannya dengan islam filsafat metafisiska al- kindi pada umumnya menyetujui pendapat Aristoteles dan Neo-Platinisme, kecuali dalam dua hal yang prinsip yaitu, tentang keabadian ciptaan dan tentang tidak mungkinnya tiada melahirkan ada.
Dalam hal tersebut Al-Kindi tetap pada prinsip teologi islam bahwa semua diciptakan Tuhan dan Tuhan di atas ketentuan hukum alam. Alama bukan qodim ( kekal di zaman lampau), tetapi mempunyai permulaan.
Asal kelahirannya di Farab Turkistan, ia digelari sebagai al- muallimuts-tsani (guru kedua) dalam Al- farabi juga seorang ahli matematika dan ahli musik.
Definisi filsafat menurutnya adalah Al-ilmu bil maujudat bima hiya Al- maujudat( ilmu yang menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada! Al farabi sependapat dengan plato bahwa alam ini adalah baru, terjadi dari tiada. Tentang terjadaianya alam Al- farabi menyetujui teori emanasi platinus namun dari teorinya malah lebih terperinci lagi.
Nama lengakapanya ialah Abu Ali Husain ibnu sina. Selaian dikenal sebagai ahli di bidanga filsafat, juga dikenal sebagai ahli kedokteran.
Ibnu Sina mengatakan bahwa Tuhan itu adalah Al- aqlu (akal) ia memikirkan dirinya lalu memikirkan sesuatu di luar dirinya menyebabakan timbulnya akal lain yang dinamakan akal pertama ( Al- Aqlu awwal).
Jadi menurut ibnu sina tiapa-tiap akal itu menimbulkan tiga (tidak 2 seperti Al- farabi) ujud yaitu Akal, jarim langit dan planet-planetnya dan jiwa langit dan planet-planetnya.
Jadi Falak (langit) menurut ibnu sina mempunyai jiwa( nafs) yang menggerakannya dan memepeunyai akal yang mengaturnya.
Al- Ghazali dalam bukunya tahafutulfattusifah menyeranga argumen filsafat para filosuf yunanai dan filosuf islam masalah banyak masalah.
Al- Ghazalai dengan tegas ia katakan bahwa alam berasal dari tidak ada menjadi ada, sebab diciptakan oleh tuhan dan kalau dikatakan bahwa alam tidak bermula, itu namanya bukan ciptaan Tuhan jadi bukan pencipta, sedangakan. AL-quran menyebutakan bahwa Tuhan pencipta segala-galanya.
AL-Ghazal juga menentang pendapat ahli filsafat bahwa segala sesuatu terjadi dengan kepasatian sebab akibat semata-mata dan mustahil adanya penyimpangan-penyimpanagan. Bahwa segala kejadian hanyalah merupakan kebiasaan atau adat semata-mata dan bukan merupakan kepasatian.
Dalam bukunya itu Ibnu Rusyd membela pendapat filosuf yunanai dan islam yang telah diserang oleh AL- Ghazali.
Ibnu Rusyd berpendapat bahwa alam adalah azalai. Jadi ada dua yang azalai yaitu Tuhan dan Alam . Namun keazalian tuhan lebih utama daripada keazalian alam.
Argumen yang dikemukakan ialah seandainya alam tidak azali, ada permulaan, maka habislah ala ini (baru). Dan setiap yang baru pasti ada yang menjadikannya.